Jumat, 15 Februari 2008

Tahap-tahap proses produksi genteng


Persiapan bahan baku (tanah liat)

Bahan baku yang berupa tanah liat diperoleh dengan cara penggalian dari sawah dengan menggunakan cangkul sampai kedalaman hingga satu meter. Pada bagian atas sedalam 25 centimeter disingkirkan karena mengandung zat-zat organik. Agar tanah menjadi benar-benar liat maka tahap selanjutnya adalah dengan cara diluluh (diinjak-injak) hingga tidak ada batuan maupun kerikil. Kemudian, dengan menggunakan gejig tanah dipotong menjadi bongkahan-bongkahan untuk memudahkan dalam pengangkutan ke tempat pengolahan atau lokasi pabrik.

2) Pengolahan bahan baku / pembuatan keweh

Tanah liat yang berupa bongkahan-bongkahan dicampur pasir secukupnya sampai merata kemudian dimasukkan ke dalam mesin molen. Proses ini bertujuan untuk melumatkan butiran-butiran tanah yang kasar menjadi lebih halus sehingga dilakukan berulang-ulang sampai mendapatkan tanah yang benar-benar halus. Selanjutnya tanah tersebut dimasukkan ke dalam mesin kotrek atau pemadat bertujuan untuk mengurangi pori-pori yang nantinya menentukan kekedapan genteng terhadap air. Di dalam mesin ini tanah didorong melalui tabung silinder oleh pendorong dengan sistem sekop dan tanah liat tersebut akan keluar melalui lubang yang sempit sehingga terjadi pemadatan. Lubang keluar tanah berbentuk segi empat dengan ukuran 10 cm x 25 cm. kemudian dalam meja potong tanah dipotong-potong berbentuk segi empat dengan ukuran tertentu sesuai dengan jenis genteng yang akan diproduksi. Potongan-potongan tanah ini disebut keweh. Kemudian keweh diangin-anginkan selama beberapa hari untuk menghilangkan kadar air.

3) Pencetakan

Tahap pencetakan merupakan tahap pemberian bentuk dari keweh menjadi genteng. Keweh dimasukkan ke dalam mesin hand press yang telah diberi minyak pelumas (minyak nyamplung atau minyak kelapa) agar keweh tidak lengket pada mesin cetak dan menjadikan genteng lebih halus. Kemudian diletakakan di atas penampan untuk dirapikan tepi genteng yang berlebih dengan menggunakan peret.

4) Pengeringan

Proses pengeringan dilakukan secara bertahap. Pada tahap awal genteng diangin-anginkan selama beberapa hari (5-7 hari). Apabila pengeringan tahap pertama sudah dianggap cukup (warna agak keputih-putihan), kemudian tahap selanjutnya adalah dengan menjemur di bawah sinar matahari selama 6-8 jam sampai berwarna kuning keputih-putihan.

5) Pembakaran

Pembakaran merupakan proses akhir dari produksi genteng dimana dapat menentukan kualitas dan kuantitas produksi genteng. Mula-mula genteng yang telah dijemur dimasukkan ke dalam tobong (tempat pembakaran) sampai penuh sesuai besar kecilnya ukuran tobong. Pada pemanasan awal menggunakan api yang kecil selama kurang lebih 90 jam untuk menyempurnakan proses pengeringan. Pada mulanya asap berwarna kehitam-hitaman, setelah asap berwarna putih maka api diperbesar dan dipertahankan sampai 5 jam, warna genteng akan tampak kemerah-merahan kemudian suhu dinaikkan sampai tingkat maksimal selama kurang lebih 20 jam. Pembakaran ini berlangsung selama 4-5 hari. Setelah itu, didinginkan selama 2 hari.

6) Pembongkaran dan penyortiran (seleksi)

Setelah proses pendinginan selesai, genteng dikeluarkan dari tobong dan dilakukan penyortiran genteng berdasarkan kriteria warna dan keutuhan permukaan genteng.

Tidak ada komentar: